Kerajaan :
|
Plantae
|
Divisi :
|
Magnoliophyta
|
Kelas :
|
Magnoliopsida
|
Ordo :
|
Santalales
|
Famili :
|
Santalaceae
|
Genus :
|
Santalum
|
Spesies :
|
S. album
|
Cendana atau Santalum Album merupakan pohon penghasil kayu cendana dan minyak cendana. Kayunya digunakan sebagai rempah-rempah, bahan dupa, aromaterapi, campuran parfum, serta sangkur keris (warangka). Kayu yang baik bisa menyimpan aromanya selama berabad-abad. Konon di Sri Lanka kayu ini digunakan untuk membalsam jenazah putri-putri raja sejak abad ke-9. Di Indonesia, kayu ini banyak ditemukan di Nusa Tenggara Timur, khususnya di Pulau Timor, meskipun sekarang ditemukan pula di Pulau Jawa dan pulau-pulau Nusa Tenggara lainnya. Cendana adalah tumbuhan parasit pada awal kehidupannya. Kecambahnya memerlukan pohon inang untuk mendukung pertumbuhannya, karena perakarannya sendiri tidak sanggup mendukung kehidupannya. Karena prasyarat inilah cendana sukar dikembangbiakkan atau dibudidayakan.
Cendana (Santalum album) memiliki batang berukuran kecil hingga sedang dengan diameter mencapai 40 cm dan tinggi mencapai 20 meter, dan kerap menggugurkan daun. Batangnya bulat agak berlekuk-lekuk. Tajuk pohonnya ramping atau melebar. Kulitnya kasar dan berwarna cokelat tua. Batang yang sudah tua berbau harum.
Daun cendana tunggal, berhadapan dengan bentuk elips dan tepi daun yang rata. Ujung daun runcing meskipun terkadang membulat. Akar cendana tanpa banir. Cendana memiliki perbungaan yang terminal atau eksiler yang tumbuh di ujung dan ketiak daun. Cendana memiliki buah batu berbentuk bulat yang berwarna hitam saat masak.
Cendana tumbuh di tanah yang panas dan kering terutama di tanah yang banyak kapurnya pada ketinggian hingga 1.200 m dpl. Cendana merupakan tumbuhan hemiparasit (setengah parasit) yaitu bersifat parasit hanya dalam sebagian tahap perkembangannya. Pada awal masa pertumbuhannya kecambah pohon cendana membutuhkan pohon inang untuk mendukung pertumbuhannya. Karena prasyarat inilah cendana sukar dikembangbiakkan atau dibudidayakan.
Pohon cendana dipercaya merupakan pohon asli Indonesia yang tersebar secara alami Larantuka (Flores Timur), Adonara, Solor, Lomblen, Alor, Pantar, Rote, Timor Barat, Sumba, dan Wetar. Saat ini pohon cendana tersebar ke berbagai pulau di Indonesia termasuk Jawa, Sulawesi, dan Maluku. Bahkan hingga di beberapa negara seperti India, China, dan Filipina.
Kayu cendana (Santalum album) kini sangat langka dan harganya sangat mahal. Sebagai gantinya, sejumlah pakar aromaterapi dan parfum menggunakan kayu cendana jenggi (Sandalum spicatum ). Kedua jenis kayu ini memiliki beberapa konsentrasi bahan kimia yang dikandungnya dan oleh karena itu kadar harumnya pun berbeda.
0 komentar:
Posting Komentar